MUNGKIN KAH KITA KEHILANGAN WAKTU
KAIROS TUHAN?
Suatu
hari ada dua orang pengurus gereja besar bertemu dikantor kami. Kami kami
terlibat dalam pembicaraan hangat didunia penginjilan satu dari mereka
berbicara dengan penuh semangat “percaya tidak kalau pada akhir Zaman nanti
akan ada tuaian jiwa besar-besaran, panen raya jiwa?” temannya menyambung
“karena itu pak kita harus kumpulkan semua kekuatan untuk membangun
lumbung-lumbung (yang dimaksud ialah gedung gereja) sebanyak mungkin diberbagai tempat sebagai
persiapan untuk menampung tuaian jiwa-jiwa tersebut.” Saya
menjawab “apa ga salah pak, menurut saya yang harus dipersiapkan adalah
penuainya bukan lumbungnya, karena fiman Tuhan bilang ‘penuainya sedikit’.
Kalau panen raya jiwa terjadi menurut saya lumbung sebanyak apapun tetap tidak
akan muat pak, bukankah Firman Tuhan berkata ‘Kekayaan bangsa-bangsa akan
mengalir padamu’ dalam pengertian saya biarlah orang asing yang membangun
gedung-gedung tapi nanti anak Tuhan yang memakainya. Menurut saya dana gereja yang ada
sebaiknya jangan dihabiskan untuk terus membangun asset tapi untuk merekrut,
melatih dan mengutus penuai-penuai untuk bekerja diladang Tuhan”
Bagaimana
menurut saudara??? Mana yang lebih penting... membangun ‘Lumbung’ atau
menyiapkan ‘penuai’? Biarlah beberapa kisah sejarah dibawah ini memberi kita pelajaran yang
berharga:
KUBILAI
KHAN DAN MARCO POLO
Kubilai
Khan, pemimpin mogol terkenal, memerintah kekaisaran terbesar yang pernah ada
didunia. Luas kekaisaran ini mulai dari lautan Pasifik dibagian timur sampai ke
polandia di bagian barat dan juga Rusia di sebelah utara sampai ke india di
sebelah selatan Tentara mongolia adalah tentara pemberani dan juga yakin bahwa
mereka mampu menaklukan bangsa cina dengan Tembok Besarnya itu.
Dalam
tahun 1266 masehi Marco Polo, penjelajah dan petualang terbesar waktu itu
bertemu dengan Kubilai Khan di ibu kota Mongol. Kekerasan hati dari pemimpin
tentara Mongol itu dijamah oleh pemberitaan tentang kematian Kristus bagi dosa
seisi dunia. Kubilai Khan mengutus kembali Marco Polo ke Eropa untuk meminta
kepada segenap pimpinan gereja dan badan misi yang ada saat itu: “Berikan saya
seratus orang yang ahli dalam agamamu untuk mengajarkan Kekristenan kepada
kami... maka aku akan memberikan diriku untuk dibaptis, dan kemudian aku akan
perintahkan semua pejabat dan semua orang yang berkedudukan penting dalam
kerajaanku untuk dibaptis, lalu juga semua rakyatku. Sehingga akan terdapat
lebih banyak orang Kristen di tempat ini dari pada di daerahmu.”
Tuhan
telah menyediakan satu masa kairos yang paling mengagumkan atas Kekaisaran
terbesar di dunia pernah tahu, dan kemudian memberikan kesempatan pada gereja
Tuhan!
Tetapi
bagaimana kesiapan Gereja Tuhan yang seharusnya bisa melakukan salah satu
penuaian jiwa terbesar dalam sejarah ini? Ternyata gereja Tuhan kehilangan
kesempatan yang menakjubkan ini karena tidak siap. Sesudah beberapa tahun
lamanya sejak tantangan ini diberikan, ternyata terdapat dua misionaris yang
me-nyediakan dirinya dan bersedia untuk menderita demi memberitakan injil bagi
kerajaan Mongolia. Sementara lainya malah balik ke belakang mengevaluasi ulang
perjanjian mereka dengan Tuhan sebelum bersedia menjangkau Mongolia. Akhirnya
mereka tertinggal di belakang sejarah, gagal menerima warisan Ilahi terbesar
dalam sejarah Gereja.
Bagaiman
Kubilai Khan menanggapi responi diam dari Gereja Tuhan di dunia Barat tersebut?
Dia berbalik kepada kepercayaan lama, menjadi pemeluk Budha dari Tibet. Kubilai
mengundang imam-imam Budha datang untuk menyebarkan agama Budha di kerajaannya.
Dan akhirnya, lebih dari setengah jumlah rakyatnya menjadi biarawan Budha.
Sampai saat ini Mongolia termasuk dalam kategori daerah yang belum terjangkau
oleh Injil sekali lagi, Yesus menangisi hal ini!
JENDERAL BESAR MC ARTHUR
Pada
tanggal 14 Agustus 1945 perang dunia kedua yang berlangsung 6 tahun sejak tahun
1939 berakhir dengan kemenangan tentara Sekutu. Sebagai akibat di jatuhkannya bom
atom pada tanggal 6 Agustus 1945 di Herosima dan pada tanggal 9 Agustus 1945 di
Nagasaki maka jepang yang semula berhasil meraih kemenangan di banyak medan
peperangan akhirnya takluk menyerah pada tentara sekutu. Kekalahan ini sangat
mengecewakan rakyat Jepang yang percaya bahwa kekaisaran adalah keturunan dewa
Matahari yang sangat berkuasa dan tak terkalahkan. Inilah momen yang sangat krusial
dimana bangsa jepang berada dipersimpangan jalan, mereka tidak lagi percaya dan
siap meninggalkan agama Shintoisme, karena dewa matahari yang mereka sembah
melalui wujud Kaisar jepang ternyata tidak tak terkalahkan. Pastilah dewa yang
disembah oleh tentara sekutu lebih hebat dari dewa mereka, oleh karena itu
mereka ingin mengenalnya dan menyembahnya juga.
Pada
tanggal 3 September 1945 Jenderal Douglas Mc Arthur sampai di Tokyo. Sewaktu
turun dari kapal perang USR Missouri, untuk menerima penyerahan kekuasaan dari
kekaisaran Jepang, masyarakat telah berjubel penuh penuh sesak disepanjang
jalan yang akan dilalui jenderal Mc Arthur, mereka ingin melihat “sang
pemenang”. Ketika Jenderal Douglas Mc Arthur mulai melangkah di jalan tiba-tiba
ia sangat terkejut melihat masyarakat Jepang menekukkan lututnya dan sujud
menyembah kepadanya bersama tentara sekutu rombongannya.
Melihat
kenyataan itu, dengan penuh semangat jenderal Mc Arthur sebagai orang Kristen
segera menulis surat kilat “... kirimkan utusan-utusan Injil, para misionaris
sebanyak-banyaknya, “INILAH WAKTUNYA” yang Tuhan sediakan untuk menangkan
masyarakat Jepang menjadi murid-murid Kristus, karena mereka sedang dikecewakan
oleh dewanya dan ingin mencari Tuhan sesungguhnya yang lebih berkuasa dan yang
tak terkalahkan!...” lalu mengirimkannya keberbagai lembaga misi dan badan-badan
gereja di Eropah dan Amerika. Tetapi bagaimana respon Gereja Tuhan? Siapkah
mereka melakukan tuaian besar-besaran?
Ternyata
Gereja Tuhan kembali tidak siap untuk mengirimkan para penuai sehingga “MASA
KAIROS TUHAN,” yang mungkin tidak akan pernah kembali, terlewatkan sia-sia.
Sejarah mencatat hanya sedikit sekali utusan injil dan misionaris yang datang
ke jepang setelah perang dunia kedua berakhir sehingga pada akhirnya masyarakat
Jepang kembali kepada dewanya yang lama, kaisarnya, agama Shintoismenya, bahkan
dalam perkembangannya tumbuh sikap antipati yang sangat keras terhadap
kekristenan.
Sampai
saat ini negara Jepang termasuk daerah dimana kekristenan sangat sulit
berkembang, sangat sulit untuk menjumpai orang percaya, sehingga apabila dalam
setahun ada tambahan 1 jiwa bertobat dalam sebuah gereja lokal hal itu sudah
dianggap suatu kemenangan besar. Mengapa? Karena MASA KAIROS TUHAN telah
berlalu dan kesempatan yang Tuhan beri telah lenyap.
HARUSNYA GEREJA TUHAN BELAJAR DARI
SEJARAH
Bagaimana
kondisi gereja saat ini? Seharusnya Gereja Tuhan menarik pelajaran dari sejarah
masa lalu dan tidak boleh lagi kehilangan momentum Tuhan pada masa Kairos
penuaian jiwa dengan mempersiapkan penuai dan memanfaatkan semua kemampuan
teknologi moderen, yang dahulu tidak tersedia bagi Gereja Tuhan pada masa tahun
1200-an. Namun tragisnya, gereja Tuhan justru mengulangi sejarah semacam ini
berkali-kali.
Sumber : Buku Chariot of Fire
(Menanti Bangkitnya Generasi Elisa)
0 comments:
Post a Comment