Tuesday 17 May 2016

MAHATMA GANDHI

“Saya Suka Kristus Anda"

Tetapi Saya Tidak Suka Dengan Orang Kristen..!! 


Perkataan itulah yang di ucapkan seorang pemimpin besar Mahatma Gandhi, mari kita belajar dari ucapan beliau itu (Hana Karuna):

 Sejarah mencatat bahwa Mahatma Gandhi adalah tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan India dengan cara damai, sering mengutip Khotbah di Bukit sebagaimana tertulis dalam kitab Matius 5-7. Seorang misionaris E. Stenley Jones bertemu dengan Gandhi dan bertanya, “Sekalipun Anda sering mengutip kata-kata Kristus, mengapa Anda kelihatannya menolak keras untuk menjadi pengikutnya? Jawab Gandhi, Saya tidak pernah menolak Kristus. Saya suka Kristus Anda. Tapi saya tidak suka dengan orang Kristen Anda. “Jika orang Kristen benar-benar hidup menurut ajaran Kristus, seperti yang ditemukan di dalam Alkitab, seluruh India sudah menjadi Kristen hari ini,” katanya lagi. Kita akan mengerti mengapa Gandhi mempunyai pandangan seperti itu jika melihat pengalamannya saat ia bekerja sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan yang menjalani sistem apartheid pada waktu itu. Sebagai seorang anak muda, Gandhi sangat tertarik dengan Kekristenan dan ia mempelajari Alkitab serta ajaran-ajaran Kristus. Dia serius mempertimbangkan untuk menjadi seorang Kristen dan mencari sebuah gereja yang dekat dengan tempat tinggalnya untuk dikunjungi. Di minggu pagi saat ia mau melangkah masuk ke gereja, seorang penerima tamu menghalangi langkahnya “mau kemanakah kamu hai orang kafir?” tanya seorang pria berkulit putih padanya dengan nada yang angkuh. Gandhi menjawab, “Saya ingin mengikuti ibadah di sini.” Penatua gereja itu membentaknya dengan berkata, “Tidak ada ruang untuk orang kafir di gereja ini. Enyalah dari sini atau saya akan meminta orang untuk melemparkan kamu keluar!” suatu tindakan keangkuhan dari seorang yang seharusnya mewakili Kristus di dunia menghentikan pertimbangan seorang Gandhi untuk menjadi Kristen, pengikut Kristus, namun tidak dapat menyangkal kebenaran ajaran dan juga teladan hidup Kristus. Itulah yang membatanya mengangkat hal-hal yang baik yang ditemukan didalam ajaran dan kehidupan Kristus dan menerapkannya sebagai falsafah kehidupannya. Saat berdiri didepan organisasi Misionaris Wanita (Women Missionaries) di tanggal 28 Juli 1925, Gandhi berkata. “...sekalipun saya bukan seorang Kristen, namun sebagai seorang pelajar Alkitab, yang mendekatinya dengan iman dan rasa hormat, saya ingin menyajikan pada anda intisri dari Khotbah di Bukit.” Di dalam ucapannya, Gandhi berkata bahwa terdapat ribuan pria dan wanita hari ini, yang sekalipun tidak pernah mendengar tentang Alkitab atau Yesus, namun memiliki iman dan lebih takut pada Tuhan ketimbang orang-orang Kristen yang mengenal Alkitab dan Sepuluh Peritah Tuhan. Gandhi pernah berkata kepada seorang misionaris yang lain, “cara paling efektif untuk penginjilan adalah hidup didalam Injil, menjalaninya dari awal, pertengahan dan akhirnya. Bukan hanya mengkhotbahkannya, tapi hidup menurut terang itu. Jika anda melayani orang lain dan anda meminta orang lain untuk melayani, mereka akan mengerti. Tapi jika anda hanya mengutip Yohanes 3.16 dan meminta mereka meyakininya, hal itu sama sekali tidak menarik bagi saya dan saya yakin, orang lain juga tidak akan tertarik. Injil itu lebih kuat kuasanya saat dipraktikan ketimmbang dikhotbahkan.” “Bunga mawar tidak perlu berkhotbah. Ia hanya perlu menebarkan bau wanginya. Aroma itu adalah suatu khotbah tersendiri ... aroma kesalehan dan kehidupan spiritual jauh lebih harum dari bunga mawar.” Tidak ada orang Kristen yang mawas diri dapat menyangkal kebenaran kata-kata Gandhi. Dalam kesempatan lain saat bertemu dengan seorang misionaris, Gandhi berkata, “Jika Yesus datang kembali ke Bumi Dia pasti akan memungkiri banyak hal yang dilakukan banyak orang di dalam nama Kristen.” Saat berbicara dengan misionaris Stanley Jones yang meminta saran dari Gandhi, Gandhi menyampaikan, “Pertama, saya menyarankan agar semua orang Kristen dan misionaris dapat hidup sesuai hidup Yesus Kristus. Kedua, praktikan ajaran Kristus tanpa mengencerkan atau mengubahnya. Ketiga, jadikan Kasih daya penggerak anda, karena kasih adalah unsur sentral didalam Kekristenan. Keempat, pelajarilah agama non-Kristen dengan lebih sistematis untuk menemukan kebaikan yang terkandung didalamnya, agar kalian mempunyai pendekatan yang lebih simpatis.” Gandhi melihat dengan tepat jantung permasalahan yang melanda kebanyakan umat Kristen selama ini. Sekalipun, beliau telah meninggal puluhan tahun yang lalu, tapi pengamatan masih berlaku sampai saat ini. Yang pasti, umat Kristen akan dapat menjadi saluran kasih Tuhan yang lebih efektif jika kita mempertimbangkan sarannya.
Sayang sekali kebanyakan kita sudah menjadi ‘NATO’ tanpa daftar alias No Action Talking Only, “Remember our action is speaking louder than our words!”.


Sumber : Buku Chariot of Fire
 (Menanti Bangkitnya Generasi Elisa)
 

0 comments:

Post a Comment